Memiliki Aset tanpa Bekerja Apapun
Aset adalah kekayaan yang diidamkan setiap orang. Sebab aset ibarat tabungan yang bermanfaat di masa datang. Aset lahir berupa harta kekayaan, aset batin berbentuk pahala. Pada umumnya, orang yang bekerja pasti akan memperoleh aset. Hal itu biasa. Atau orang bekerja secara maksimal misalnya rajin sholat, puasa shadaqah, rajin sekali dikerjakan tentu akan mendapatkan aset pahala, itu pun hal yang lumrah. Namun dalam soal yang satu ini, orang tanpa bekerja, tanpa berkata-kata hanya diam saja namun aset dari Allah akan diperoleh dengan sendirinya. Mungkinkah itu?
Hal itu sangat mungkin terjadi dan bisa dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam kehidupan lahiriah maupun rohani. Kita ambil contoh-contoh sebagai berikut:
1. Anak Kecil Memiliki Aset
Contoh nyata dan gamblang sehari-hari bisa ditemui pada seorang anak kecil yang hidup bersama orang tuanya. Anak kecil ini setiap hari terpenuhi kebutuhannya tanpa dikurangi sedikitpun. Kebutuhan yang diperoleh dari orangtuanya ini disebut aset. Artinya aset kebutuhan anak kecil ini dengan mudahnya terpenuhi tanpa dia harus bekerja keras, tanpa berkata-kata, bahkan tanpa meminta.
Itulah yang dimaksud aset yang didapat tanpa harus bekerja. Betapa nikmatnya anak itu tanpa sadar dia memperoleh fasilitas yang diinginkan tanpa harus bekerja. Itu adalah contoh nyata dalam kehidupan lahiriah. Gambaran aset yang bersifat rohani banyak sekali bisa didapat dalam ucapan-ucapan Rasulullah saw.
2. Orang Sakit Memperoleh Aset
Terhalang sakit/bepergian tidak menjadi penghalang mendapatkan aset dari Allah swt. Keuntungan ini diberikan kepada mereka yang selalu mengerjakan amal sholeh secara rutin. Rasulullah saw bersabda:
عن أبي موسى قال سمعت النبي صلى الله عليه وسلم غير مرة ولا مرتين يقول إذا كان العبد يعمل عملا صالحا فشغله عنه مرض أو سفر كتب له كصالح ما كان يعمل وهو صحيح مقيم. (سونن ابي داود 2687
2.1. Abi Musa berkata: Aku mendengar Nabi saw berkata berkali-kali yaitu: “Apabila seorang hamba mengerjakan sebuah amal sholeh kemudian terhalang oleh sakit atau bepergian, maka tetap dicatat sebagai orang yang mengerjakan amal sholeh tersebut.” (Dikutip dari Kitab Sunan Abi Dawud hadis no. 2687
ما من مرض او وجع يصيب المؤمن الا كان
كفارة لذنوبه حتى شوكة يشاقها او نطبه ينكها (متفق عليه
Dari ketiga hadits di atas sangat nyata sekali kebenaran dari ungkapan rasul. Menurut Rasulullah saw Allah akan menjamin aset pahala setiap hamba mukmin yang berbuat amal kebaikan kemudian terhalang oleh sakit, tertusuk duri, kesedihan dll sehingga tidak sempat berbuat, namun aset pahal tetap didapatkannya.
Betapa jelas dan hebat! Tanpa mengatakan sesuatu, tanpa mengerjakan sesuatu bahkan tanpa mengorbankan apa-apa. Hanya karena halangan seperti tertusuk duri atau kesusahan maka tidak dikurangi sedikitpun aset kebaikannya.
3. Kehilangan Barang Jadi Aset
حَدِيثُ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ *
Dari Anas ra berkata: Rasululullah saw bersabda: "Setiap orang muslim yang bercocok tanam kemudian hasil tanamannya dimakan oleh binatang atau diambil manusia, maka tercatat sebagai shodaqoh." (HR Bukhari-Muslim)
Hadits di atas menegaskan bahwa orang yang bercocok tanam namun tidak sempat menikmati hasilnya tetap mendapatkan aset pahala dari Allah karena tanaman yang diusahakkanya itu dimakan binatang atau dicuri orang.
Demikian pula orang yang memiliki sesuatu namun tiba-tiba hilang karena misalnya diambil orang tanpa permisi, atau dimakan kucing, tikus, dll tetap akan menjadi shadaqah. Artinya aset shadaqah tetap menjadi miliknya. Subhanallah! Betapa hebatnya Allah memberikan aset kepada hamba-Nya yang mau berbuat baik. Sebuah aset yang didapat tanpa bekerja tanpa berkata-kata namun dapat dinikmati dan dimiliki dengan mudahnya.
4. Rasul Memuji Perbuatan Orang Mukmin
بَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدٌ مَعَ أَصْحَابِهِ إِذْ ضَحِكَ فَقَالَ أَلَا تَسْأَلُونِي مِمَّ أَضْحَكُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمِمَّ تَضْحَكُ قَالَ عَجِبْتُ لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ إِنْ أَصَابَهُ مَا يُحِبُّ حَمِدَ اللَّهَ وَكَانَ لَهُ خَيْرٌ وَإِنْ أَصَابَهُ مَا يَكْرَهُ فَصَبَرَ كَانَ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ كُلُّ أَحَدٍ أَمْرُهُ كُلُّهُ لَهُ خَيْرٌ إِلَّا الْمُؤْمِنُ - رواه أحمد
Suatu ketika Rasulullah saw duduk bersama para sahabatnya tiba-tiba tertawa. Beliau bertanya: "Ada yang mau tau mengapa saya tertawa?" Lalu para sahabat bertanya: "Kenapa Rasulullah tertawa?" "Aku kagum dengan orang beriman; semua perbuatannya dijadikan kebaikan. Jika mereka mendapatkan kebaikan (kenikmatan) mereka memuji Allah. Begitupula jika tekena musibah yang tidak disukainya, mereka bersabar, maka jadi kebaikan buatnya. Sehingga semua masalah yang menimpa orang-orang mukmin semuanya menjadi kebaikan."
(Kitab Sunan Ahmad hadits no. 22804)
Hadits senada yang isinya pujian Nabi saw kepada orang-orang mukmin ini banyak ditemui di berbagai kitab. Kesemuanya menegaskan bahwa semua perbuatan muslim itu berpahala. Hal inilah yang membuat Rasul saw heran dan takjub.
وما ارسلناك إلا رحمة للعالمين
Artinya: ”Tidaklah aku utus (Nabi Muhammad saw) semata-mata menjadi rakhmat bagi segenap alam.” (Al Anbiyaa: 107)
Beruntunglah kita sebagai umat nabi Muhammad saw. Karena Nabi saw menjamin setiap perbuatan orang beriman dengan pahala yang berlipat ganda baik dengan perbuatan maupun tanpa berbuat sama sekali. Aset Allah yang diberikan kepada orang beriman ini merupakan rakhmat Allah yang harus terus-menerus dicari dan didambakan. Dengan demikian maka kebenaran ajaran ini berkat Rasulullah saw. Karenanya, hukumnya wajib Mencintai Rasulullah saw.
Wallahu A’lam (MK)
No comments:
Post a Comment